BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Manusia pada
hakikatnya adalah murid-murid alam atau lingkungan, karena alam dan lingkungan
mengajari mereka banyak hal. Kehidupan sebagai dinamika yang mengandung
pergeseran dan perubahan secara terus-menerus. Oleh karena itu setiap manusia
harus mampu menyesuaikan dirinya dengan alam dan lingkungannya, serta sesama
makhluk hidup yang merupakan bagian dari alam. Dalam hal ini alam bagi manusia
adalah segala-galanya, bukan hanya sebagai tempat lahir, hidup, berkembang,
maupun mati. Akan tetapi juga mempunyai makna filosofis tersendiri. Alam adalah
guru bagi makhluk yang hidup di dalamnya. Dia dapat mempelajari apa saja yang
ada di sekelilingnya. Oleh karena itu lingkungan merupakan laboratorium alam
yang sangat baik dan lengkap, namun belum banyak yang menyadari dan
memanfaatkannya.
Semakin
hari, semakin dirasakan oleh manusia untuk harus mengenal lingkungannya,
apalagi perkembangan IPTEK yang begitu pesat, pola penduduk dunia yang berubah,
begitu pula berkembangnya kekuatan manusia yang mengubah lingkungan. Dengan
merenungkan munculnya masalah-masalah pembangunan yang mengabaikan
prinsip-prinsip ekologi yang mendapatkan keuntungan jangka pendek guna memenuhi
kebutuhan manusia itu sendiri yang semakin hari semakin banyak, telah
menyebabkan peranan ekologi semakin menonjol.
B.
Rumusan Masalah
1)
Apa
pengertian Ekologi?
2)
Apa yang
dimaksud dengan ekologi manusia ?
3)
Apa
pengertian lingkungan hidup ?
4)
Apa itu ilmu
lingkungan ?
C.
Tujuan Penulisan
1)
Untuk
mengetahui ekologi
2)
Untuk
mengetahui ekologi manusia
3)
Untuk
mengetahui lingkungan hidup
4)
Untuk
mengetahui ilmu lingkungan
BAB II
PEMBAHASAN
Ekologi, Ekologi Manusia dan
Lingkungan hidup
1.
Ekologi
Ekologi mempelajari rumah tangga
mahluk hidup (oikos), istilah yang digunakan oleh Ernts Haeckel sejah tanhun
1869 (Odum 1983 : 2). Dan menurut Ernest
Haeckle ekologi adalah “ilmu yang mempelajari seluk beluk ekonomi alam,
suatu kajian hubungan anorganik serta lingkungan organik di sekitarnya”. Subagja dkk, (2001:1.3). “Ekologi
merupakan bagian ilmu dasar”.
Sedangkan Resosoedarmo dkk, (1985:1)“ekologi adalah ilmu yang mempelajari
hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya”. Jadi, dapat disimpulkan
bahwa ekologi adalah ilmu dasar yang
mempelajari tentang hubungan timbal balik antar makhluk hidup dengan
lingkungannya.
Sinekologi adalah mempelajari mahluk
hidup dalam komunitasnya, artinya ekologi yang ditujukan pada lebih satu jenis
mahluk hidup, misalnya ekologi hutan, di mana terdapat tumbuhan dari berbagai
jenis, jati, rotan, karet dan segala jenis komunitas lain yang ada di
dalamnya,termasuk kijang, harimau, gajah, burung, serangga dan sebagainya.
Autokogi adalah ekologi tentang satu jenis mahluk hidup misalnya ekologi
nyamuk, ekologi manusia dan seterusnya.
A.
Ruang
Lingkup Ekologi
Ruang lingkup ekologi meliputi populasi, komunitas, ekosistem, hingga
biosfer.
I.
Populasi
Populasi adalah kelompok
individu-individu yang memiliki kesamaan genetik,dan berada bersama-sama dalam
tempat dan waktu yang sama. Secara umum,
apabila kita bicara populasi,maka yang kita maksudkan adalah anggota-anggota
dari spesies yang sama,yang satu sama lain berdekatan. Antara populasi yang
satu dengan populasi lain selalu terjadi interaksi baik secara langsung maupun
tidak langsung dalam komunitasnya.
II.
Komunitas
Komunitas
adalah kelompok populasi yang berada bersama-sama dalam tempat dan waktu
tertentu. Tingkatannya tergantung pada skala yang kita tetapkan. Kita dapat
menggunakan komunitas untuk menunjukkan
semua benda yang hidup di dalam suatu ekosistem ,atau kita dapat
membatasi perhatian kita hanya pada komunitas burung,atau komunitas tanaman dan
sebagainya.
III.
Ekosistem
Ekosistem adalah hubungan timbal balik antara
unsur-unsur hayati dengan nonhayati yang membentuk sistem ekologi atau tingkatan
organisasi kehidupan yang mencakup organisme dan lingkungan tak hidup, dimana
kedua komponen tersebut saling mempengaruhi dan berinteraksi. Pada ekosistem,
setiap organisme mempunyai suatu peranan, ada yang berperan sebagai produsen,
konsumen ataupun dekomposer. Ekosistem
merupakan suatu interaksi yang kompleks dan memiliki penyusun yang beragam.
Secara garis besar ekosistem dibedakan menjadi ekosistem darat dan ekosistem
perairan. Ekosistem perairan dibedakan atas ekosistem air tawar dan ekosistem
air Laut.
a. Ekosistem darat. Ekosistem darat ialah ekosistem yang lingkungan
fisiknya berupa daratan. Berdasarkan letak geografisnya (garis lintangnya),
ekosistem darat dibedakan menjadi beberapa bioma, yaitu sebagai berikut, Bioma
gurun, Bioma padang rumput, Bioma Hutan Basah, Bioma hutan gugur, Bioma taiga
dan Bioma tundra.
b. Ekosistem Air Tawar. Ciri-ciri ekosistem air tawar antara lain variasi
suhu tidak menyolok, penetrasi cahaya kurang, dan terpengaruh oleh iklim dan
cuaca. Macam tumbuhan yang terbanyak adalah jenis ganggang, sedangkan lainnya
tumbuhan biji. Hampir semua filum hewan terdapat dalam air tawar. Organisme
yang hidup di air tawar pada umumnya telah beradaptasi.
c. Ekosistem air laut. Ekosistem air laut dibedakan atas
lautan, pantai, estuari, dan terumbu karang.
IV.
Biosfer
Biosfer
adalah ekosistem global--jumlah seluruh ekosistem planet, atau seluruh makhluk
hidup dan tempatnya hidup. Biosfer merupakan tingkatan yang paling kompleks
dalam ekologi. Biosfer meliputi atmosfer hingga ketinggian beberapa kilometer,
daratan sampai ke dan termasuk bebatuan
yang mengandung air yang berada paling tidak 1500 meter di bawah tanah, danau
dan aliran sungai, gua, dan lautan hingga kedalaman beberapa kilometer.
Penentu
penting persebaran organisme dalam biosfer meliputi iklim dan faktor abiotik
lainnya. Faktor abiotik utama adalah suhu, air, cahaya matahari, angin, batu
dan tanah. Faktor abiotik yang dijelaskan memiliki pengaruh langsung pada
biologi organisme. 4 faktor pertama-suhu, air, cahaya, dan angin-merupakan
komponen utama iklim (climate) yaitu kondisi cuaca yang dominan pada suatu
lokasi, kita dapat melihat dampak besar iklim pada persebaran organisme dengan
cara membuat suatu klimograf, yaitu suatu plot suhu dan curah hujan dalam suatu
daerah tertentu, yang sering kali diberikan dalam bentuk rata-rata tahunan.
Rata-rata tahunan untuk suhu dan
curah hujan sangat berkorelasi dengan bioma yanng ditemukan di wilayah yang
berbeda-beda. Akan tetapi, kita harus selalu berhati-hati untuk membedakan
antara korelasi antara variabel-variabel dengan kausal, yaitu suatu hubungan
sebab akibat.
B.
Aplikasi Ekologi
Manusia sebagai satu bagian dari
alam merupakan bagian utama dari lingkungan yang kompleks. Kegiatan-kegiatan
seperti perkembangan penduduk, industri pembangunan jalan-jalan dan hutan,
pemakaian insektisida, penggunaan unsur-unsur radio aktif, pembuatan bandara,
perumahan, dan sebagainya merupakan contoh yang dapat mempercepat proses
perubahan lingkungan dari bumi ini. Manusia dengan kelebihannya yang mempunyai
akal dan pikiran dalam kemajuan teknologi ini merasa makhluk yang paling
berkuasa di alam ini. Penemuan-penemuan yang pada mulanya bertujuan untuk
kesejahteraan manusia dapat menjadi bomerang terhadap hidupnya bila
prinsip-prinsip ekologi diabaikan.
Untuk hidup dan hidup berkelanjutan
bagi manusia harus belajar memahami lingkungannya dan pandai mengatur
sumber-sumber daya alam dengan cara-cara yang dapat dipertanggungjawabkan demi
pengamanan dan kelestarian. Seorang ahli ekologi harus dapat melihat jauh ke
depan, dalam jangka panjangan yang lebih bersifat pengamanan dan pemeliharaan
untuk dapat hidup dengan baik dengan tingkat kesejahteraan yang lebih tinggi.
2.
Ekologi manusia
Ekologi manusia adalah ilmu yang mempelajari rumah tangga
manusia secara objektif, apa adanya. Ekologi Manusia
menurut para ahli :
a.
Amos H Hawley (1950:67)
dikatakan, “Ekologi manusia, dengan demikian bisa diartikan, dalam istilah yang
biasa digunakan, sebagai studi yang mempelajari bentuk dan perkembangan
komunitas dalam sebuah populasi manusia.” (Human ecology may be defined,
therefore, in terms that have already been used, as the study of the form and
the development of the community in human population).
b.
Menurut Gerald L Young
(1994:339) dikatakan, Dengan demikian ekologi manusia, adalah suatu
pandangan yang mencoba memahami keterkaitan antara spesies manusia dan
lingkungannya.” (Human ecology, then, is “an attempt to
understand the inter-relationships between the human species and its
environment).
Sejarah perjalanan
manusia dimulai dengan penemuan Homo
sapiens soloensis, lalu Homo sapiens
wajakensis lalu Homo sapiens
australomelanozoid. Homo
Sapiens adalah Jenis manusia purba yang memiliki bentuk tubuh yang sama dengan
manusia sekarang. Mereka telah memiliki sifat seperti manusia sekarang.
Kehidupan mereka sangat sederhana, dan hidupnya mengembara.
Jenis fosil Homo Sapiens yang
ditemukan di Indonesia terdiri dari:
1) Homo Sapien Soloensis
Fosil ini setelah diteliti oleh Von
Koenigswald dan Weidenreich diberi nama Homo Sapien Soloensis. Fosil manusia
yang ditemukan di daerah Ngandong Blora di Sangiran dan Sambung Macan, Sragen,
lembah Sungai Bengawan Solo tahun 1931 - 1934.
2) Homo Sapiens Wajakensis
Fosil manusia yang ditemukan di
Wajak (Tulung Agung) tahun 1889 oleh Van Reitschotten diteliti oleh Eugene
Dubouis kemudian diberi nama menjadi Homo Sapiens Wajakensis. Fosil Homo
Wajakensis mempunyai tinggi badan sekitar 130-210 cm, dengan berat badan antara
30-150 kg. Volume otak mencapai 1300 cc. Manusia purba jenis ini hidup sekitar
40.000-25.000 tahun yang lalu, pada lapisan Pleistosen Atas. Tempat penemuan
kedua fosil manusia di atas adalah lapisan Ngandong atau Pleistocen Atas dan
hidupnya diperkirakan 100.000 - 50.000 tahun yang lalu.
Masyarakat industri
dimulai perkembangannya sejak revolusi industri di Inggris pertengahan abad 18
dnegan menganti berbagai pekerjaan dengan menggunakan mesin tenaga uap untuk
industri tekstil dan industry lainnya.
Berturut-turut industri
ini akhirnya menuju teknologi peralatan atau mesin, otomisasi atau cybernetic,
yang menggantikan tenaga manusia, bahkan juga otak manusia dengan mesin,
melalui komputerisasi dan seterusnya. Padahal betapa pun pentngnya mesin itu
hanya alat, yang menentukan sikap dan mengarahkan perilaku akhir adalah pikiran
dan nurani kita sendiri.
A.
Fungsi Manusia
Sebagaimana
kita maklumi bahwa manusia dalam pengertian ekologi
manusia merupakan sosok yang memegang fungsi dan peranan penting dalam
konteks lingkungan hidupnya. Namun perlu diingat pula bahwa manusia secara
fisik merupakan makhluk yang lemah. Perikehidupan dan kesejahteraannya sangat
tergantung kepada komponen lain. Artinya keberhasilan manusia dalam mengelola
rumah tangganya dengan baik, ditentukan oleh berhasilnya manusia dalam
mengelola makhluk hidup lainnya secara keseluruhan dengan baik pula.
Untuk
memperkuat kelemahan manusia, ia diberi kelebihan akal atau alam pikiran (noosfer).
Dengan akal pikirannya manusia memiliki budaya serta dengan budayanya (yang disebut extra somatic tool) manusia
mampu menguasai dan mengalahkan makhluk yang lebih besar dan menaklukan alam
yang dahsyat.
Masalahnya
apabila noosfer dengan prilakunya digunakan untuk kepentingan kesejahteraan
diri dan makhluk hidup lainnya dan didukung oleh rasa tanggung jawab terhadap
kelestarian kemampuan daya dukung lingkungannya, maka sejahteralah manusia dan
makhluk hidup lainnya. Sebaliknya, dengan noosfer (extra somatic tool) yang dikembangkan manusia dalam mempermudah
hidup dan memenuhi kebutuhan pokok (primery
biological needs) manusia dapat bersifat tamat, egois, serakah
mengeksploitasi sumber daya alam dengan semena-mena, tanpa pertimbangan dampak
yang akan terjadi kelak. Bahkan merasa dirinyalah yang paling memerlukan,
dengan memanfaatkan sumber daya alam itu yang pada gilirannya mereka terancam
hidupnya dan makhluk hidup lain, kini dan generasi mendatang.
3. Lingkungan Hidup
Pengertian tentang lingkungan hidup manusia seringkali
disebut lingkungan hidup atau lebih singkat lingkungan saja, sebenarnya berakar
dan berarti penerapan (aplikasi) dari ekologi dan kosmologi. Lingkungan hidup
merupakan penelaahan terhadap sikap dan perilaku manusia, dengan segenap
tanggung jawab dan kewajiban maupun haknya untuk mencermati tatanan lingkunan
dengan sebaik-baiknya. Sikap dan perilaku ini sangat diperlukan untuk
memungkinkan kelangsungan peri kehidupa secara keseluruhan, termasuk kesejahteraan
manusia serta makhluk hidup lainnya.
Lingkungan hidup manusia adalah sistem kehidupan yang
merupakan kesatuan ruang dengan segenap pengada (entity), baik pengada ragawi
abiotik atau benda (materi), maupun pengada insani, biotik atau makhluk hidup
termasuk manusia dengan perilakunya, keadaan (tatanan alam baca kosmologi),
daya (peluang, tantangan dan harapan) yang mempengaruhi kelangsungan peri
kehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya.
Dalam berbagai bahasa, pengertian lingkungan hidup mengalami
banyak perbedaan.
· Dalam bahasa Malaysia dikenal
sebagai alam sekitar. Istilah tersebut menyiratkan pengertian trasenden, seolah
– olah kita berada diluarnya. Tetapi hal itu tidak perlu dipermasalahkan,
karena kita pun dapat mengartikan istilah itu sebagai di alam sekitar kita
itulah berada didalamnya.
· Dalam bahasa Belanda, lingkungan
hidup itu disebut sebagai milieu atau milieu of leefbaarheid, artinya
lingkungan yang memungkinkan berlangsungnya kehidupan.
· Dalam bahasa inggris disebut
environment adalah all physical social and culture factors and conditions
influencing the existence or development of an organism or assemblage of
organisms. Penegertian ini mirip dengan pengertian pengertian dalam bahasa
indonesia. Lingkungan hidup adalah segenap faktor dan kondisi fisik, sosial dan
budaya yang mempengaruhi eksistensi (keberadaan) serta perkembangan sutu
makhluk hidup atau sekumpulan makhluk.
Filosofi tentang lingkungan hidup adalah kecintaan,
pencarian dan penerapan kearifan (wisdom) terhadap lingkungan hidup dimana kita
berada. Pengertian dan paham apapun yang kita miliki harus diaplikasikan dengan
kearifan, karena hanya dengan kearifanlah akhirnya kita memperoleh maknanya
untuk bersikap dan berperilaku sebaik-baiknya dalam kehidupan.
4.
Ilmu lingkungan
Ilmu yang
mengkaji tentang tempat dan peranan manusia di antara makhluk hidup dan
komponen kehidupan lainnya, dapat juga disebut ekologi terapan. Atau
mempelajari bagaimana manusia harus menempatkan dirinya dalam ekosistem atau
dalam lingkungan hidupnya.
Ilmu
lingkungan diartikan pula sebagai ilmu yang mempelajari hubungan antara jasad
hidup (termasuk manusia) dengan lingkungannya dengan melibatkan berbagai
disiplin ilmu yang ikut menyusun sintesa terhadap ilmu lingkungan seperti
sosiologi, fisika, kimia, geografi, meteorologi, hidrologi, pertanian,
kehutanan, kesehatan, masyarakat, dan lain-lain.
Menurut
Riyadi, ilmu lingkungan ialah ilmu yang mampu menerapkan berbagai disiplin
(fragmen berbagai ilmu dasar) melalui berbagai pendekatan ekologis terhadap
masalah lingkungan hidup yang diakibatkan karena aktivitas manusia sendiri.
Ilmu lingkungan lebih kepada penerapannya.
a. Pengertian Dasar
Lingkungan hidup pada dasarnya adalah penerapan dari
kosmologi dan ekologi manusia, karena sikap dan perilaku kita merupakan taruhan
apakah akan mengarah pada kelangsungan hidup dan tercapainya kesejahteraan
lahir dan batin. Jadi, ilmu lingkungan
adalah penggabungan ekologi (manusia) yang dilandasi dengan kosmologi (tatanan
alam) yang mempunyai paradigma sebagai ilmu pengetahuan murni.
Jadi, dalam penerapannya ilmu lingkungan dapat berorientasi
lintas disiplin atau metadisiplin, artinya disiplin yang dinamik atau
berkembang dalam hubungan dalam berbagai disiplin, ekonomi, sosiologi,
kesehatan, psikologi, geografi, geologi, dan seterusnya.
Botani atau ilmu tumbuhan adalah contoh kemurnian ilmu
penegtahuan, yang dalam aplikasinya dapat merupakan ilmu kehutanan, ilmu
pertanian, dan ilmu perkebunan yang bersifat metadisiplin serta lintas displin.
b.
Perkembangan
ilmu lingkungan
Sumbangan bagi perkembangan ilmu
lingkungan berupa karya akademik (tertulis, terucap maupun tertayangkan)
sebagai hasil studi / penelitian mendalam yang mandiri dari seorang atau suatu
tim peneliti. Karya sumbangan itu berupa penemuan baru bagi ilmu lingkungan.
Ilmu lingkungan umumnya juga
berkembang dari penelitian yang bersifat :
·
Deskriptif
(what), apa keadaan atau kejadian yang dipersoalkan
·
Eksplanatif
(why), mengapa hal itu ada atau terjadi
·
Preskriptif
(how), bagaimana mengatasinya atau mengelolanya
Jadi sedapat mungkin apapun lingkup
persoalannya, perlu dipahami mengapa hl itu terjadi dan bagaimana
penyelesaiannya, pengelolaannya, apa saran atau resepnya.
c.
Metodologi
Penelitian ilmu lingkungan
Ilmu
lingkungan terkait erat dengan pengelolaan sumber daya, termasuk materi,
manusia dan kompetensinya akan teknologi, seni dan budaya. Karena itu
penelitian ilmu lingkungan mencakup metodologi baik yang kuantitatif maupun
kualitatif. Metode kuantitatif berlandaskan pemikiran positivisme, terhadap
fakta dengan realitas objektif, disamping asumsi teoritik lainnya. Sedangkan
metodologi kualitatif berdasarkan paradigma fenomenologi dengan objektivitas
situasi atau keadaan tertentu yang dialami dalam kehidupan. Oleh karena itu
peneliti ilmu lingkungan menggunakan kedua metodologi baik kuantitatif maupun
kualitatif secara berimbang.
d. Ciri – ciri penelitian dalam ilmu
lingkungan
Ilmu lingkungan mengajarkan pada
manusia sebagai pengelola lingkungan hidup dengan sebaik dan searif mungkin
agar mendasarkannya pada berbagai ciri pokok ilmu lingkungan yang perlu
mendasari penelitian guna mengungkapkan penelususran yang linear dari maslah
yang dihadapi sampai kebijakan yang perlu dirumuskan dan dipatuhi.
· Masalah lingkungan harus dirumuskan
secara jelas apa yang dipersoalkan, mengapa sesuatu yang dipersoalkan terjadi
dan bagiaman mengatasinya.
· Dalam mengatasi suatu masalah
lingkungan perlu perlu dicermati sebab akibatnya, sehingga pengelolaan
lingkungan perlu didasarkan dengan tindakan preventif sebelum menggapai
tindakan kuratif. Walaupun kegagalan tindakan preventif akhirnya memerlukan
tindakan kuratif.
· Pengelolaan lingkungan ditujukan kepada
perilaku dan perbuatan yang ramah lingkungan dalam setiap sektor tindakan.
· Lingkungan tempat manusia
melangsungkan kehidupan sudah diciptakan amat baik, indah dan bermakna. Jadi
yang perlu diatur adalah paham, sikap dan perilaku hidup kita sesuai dengan
amanah tuhan yang menciptakan semuanya di alam semesta ini.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ekologi merupakan
ilmu pengetahuan tentang hubungan antara organisme dan lingkungannya. Atau ilmu
yang mempelajari pengaruh faktor lingkungan terhadap jasad hidup. Ekologi dapat
juga dikatakan ekonomi alam yang melakukan transaksi dalam bentuk materi,
energi dan informasi. Namun demikian manusia juga tidak dapat terlepas dari
kebutuhan materi, energi dan informasi yang terus beredar. Ruang lingkup
ekologi meliputi populasi, komunitas, ekosistem, hingga biosfer. ekologi
manusia, yaitu ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara manusia
dengan lingkungan hidupnya. Sedangkan lingkungan hidup adalah segenap faktor dan kondisi fisik,
sosial dan budaya yang mempengaruhi eksistensi (keberadaan) serta perkembangan
sutu makhluk hidup atau sekumpulan makhluk.
Daftar Pustaka
Soerjani, Mohamad, dkk. 2007. Lingkungan Hidup (The Living Environment) Pendidikan, Pengelolaan
Lingkungan dan Kelangsungan Pembangunan (Education, Envorinmental management
and Sustainable Development) Edisi Kedua. Jakarta : Yayasan Institut
Pendididikan dan Pengembangan Lingkungan (IPPL).
- lihat juga apa sih bisnis glokal- memahami ekologi manusia
- memahami ekologi keluarga
- memahami ekologi manusia dan kesadaran individu